Rabu, 28 November 2012


Mikroprosessor

Chip Mikroprosesor Intel
Mikroprosessor adalah suatu chip yanh didalamnya terkandung rangkaian ALU(Aritmatic-Logic-Unit) rangkaian CU (Control Unit).Register-register prosesor disebut juga CPU(Central Processing Unit).ALU menyediakan fungsi pengolahan CU yang mengontrol fungsi prosessor.Register menyimpan sementara dalam mikroprosessor

MIKROKOMPUTER

Adalah introfeksi antara mikroprosesor (CPU) dengan memori utama(main memory) dan antar muka input-output (I/O interface) yang dilakukan dengan mengunakan sistem intrakoneksi Bus.

MIKROKONTROLER

Adalah Chip yang didalamnya terkandung sistem interkoneksi antara mikroprosesor ,RAM,ROM,I/O interface dan beberapa pripheral.Mikrokontroler disebut juga on-chip/pripheral
Chip Mikrokontroler


  1. Mikroprosesor bekerja dengan bahasa assembley.Dasar pekerjaan mikroprosesor ada 3 Mengunakan ALU ,mikroprosesor  dapat melakukan operasi aritmatik.Mikroprosesor moderen memiliki prosesor folating point yang bisa melakukan operasi yang sagat rumit untuk mebantu CPU.
  2. Mikroprosesor bisa memindahkan data dari lokasi memori ke peranti lainya dan sebaliknya
  3. Mikroprosesor biasanya membuat keputusan melompat koset intruksi yang baru berdasarkan pada keputusan itu.


TOR(Thermal Overload Relay)



Thermal Overload Relay (TOR)
                Adalah pengaman beban lebih atau overload yang igunakan pada instalasi beban motor listrik adalah TOR.Jika arus yang melaui penghantar yang menuju motor listrik melebihi kapasitas atau seting TOR,maka TOR drop atau terputus sehingga rangkain yang menuju motor listrk terputus.
                TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet kontaktor tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor listrik.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
-Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar
-Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor listrik berhenti secara mendadak
-Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara fas dengan body
-Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa dari motor listrik tiga fasa.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7_2HZEQ7X1x0_BUUiB8nGGPw1O25lCwHvGBKGD5o3ka6rTHMX5gCwuQm2x1CrBQD39xx7onmBV32qJMj-di4laj-9qczq_bKZM74RyBUOVCSloInmHOa3NnxeO15rShhIE0NqmsdA03I/s1600/prinsip+kerja+TOR.JPGPrinsip kerja termal beban berdasarkan panas atu temperature yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemn-elemen pemanas bimetal.Jika panas berlebihan maka salah satu logam bimetal melengkung dan menggerakkan kontak mekanis pemutus rangkaian listrik(untuk bimetal seri tertentu) notasinya95,96



Prinsip Kerja  Bimental Pada TOR

http://listrikpemakaian.files.wordpress.com/2011/07/tor005.jpgJika terjadi beban lebih maka arus menjadi besar dan menyebabkan penghantar panas.panas pada penghantar melewati bimetal sehingga bimetal melengkung dan selanjutnya aliran listrik yang menuju motor listrik terputus dan motor listrik belitannya tidak sampai terbatas.

Diagram Kontak-Kontak Pada TOR


Diagram Pemasangan TOR pada Kontaktor


Cara kerja Overload pada suatu rangkaian motor listrik.Apabila terjadi beban lebih pada motor maka TOR atau Overload,akan menarik kontak-kontaknya secara otomatis yang tadinya 97,92 NO akan terhubung ke 95,96 NC dan sebaliknya.Jika,pada rangkain motor dipasang pada kondisi 95,96 dan terjadi beban lebih maka 95,96 kembali keposisi awal.Semua pengontrol mati dan kontaktor-kontaktor tidak hidup dan motornya juga mati,dan jika dilengkapi dengan aplikasi seperti bell,atau lampu pada TOR pada kontak 97,98 maka bell dan lampu akan hidup ketika terjadi beban lebih.


Senin, 26 November 2012


Cara Memasang Instalasi Listrik


CARA MEMASANG INSTALASI LISTRIK


Kita mulai cara memasang instalasi listrik dengan mengambil contoh instalasi pasang dalam dengan denah dan rencana peletakan komponen instalasi listrik seperti gambar dibawah ini
:
dari gambar diatas kita tentukan jalur terbaik yang akan digunakan sebagai saluran utama instalasi. Kita ambil contoh jalur ter-efektif  seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Dari gambar diatas kita lanjutkan dengan menentukan titik-titik percabangan maupun jalur dari saluran cabang yang nantinya akan terhubung ke masing-masing komponen instalasi. Kita ambil contoh seperti gambar dibawah ini :



Untuk memulai pekerjaan instalasi, ada baiknya kita lakukan dari bagian terdepan. Ok.... Kita mulai pemasangan instalasi listrik...
  1. Pasang batang arde ke dalam tanah. Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang ground/arde dilakukan  sedemikian rupa hanya menggunakan bantuan tangan saja alias jangan dipalu.. Jika dalam penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan sebaiknya penanaman digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC terhadap letak kotak pengaman. Dari sebab inilah mengapa pada penanaman batang ardejangan dipalu, karena dikawatirkan batang ground/arde menjadi bengkok bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas. Perlu diingat bahwa batang ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari besi/baja yang digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan tembaga inilah yang sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde tersebut. Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah yang ditanami batang ground/arde tersebut. Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan untuk penanaman grounding tersebut dengan serbuk arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki hambatan dalam tanah. Ingat, dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap didalam lobang tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di atas permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk arang/abu gosok tidak akan ada fungsinya.
  2. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan tanah untuk penyambungan dari kabel BC.
  3. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, anda bisa bantu memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan ketika anda membeli batang ground/arde. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang ground/arde terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar-benar baik. Jika dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan dengan menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas isolasi dari kabel NYA tersebut.
  4. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC, masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam tanah. Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut atau anda juga bisa menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
  5. Rapikan sisa kabel  BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa menggunakan peralon jika kabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda bisa tanam langsung didalam tembok kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan lupa sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat penyambungan ke kotak pengaman.
  6. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara memasang box sekering jika anda memilihnya sebagai kotak pengaman atau cara memasang box MCB jika dipilih sebagai kotak pengamannya.
    • Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada baiknya kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar dari box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A (tampak depan) dibawah ini.
    Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan letak pemasangan terlihat dari samping, begitu juga gambar C dimana dibuat lobang tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3x4. Perlu diingat, nantinya apabila tembok dirapikan maka pipa maupun kabel NYM 3x4-nya tidak akan terlihat sehingga buatlah kedalaman jalur tersebut sedemikian rupa agar tercapai maksud diatas. 
    • Seperti halnya pada pemasangan box sekering, pemasangan box MCB juga tak jauh berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan box MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
    7. Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan perkuat dengan     bantuan paku.
    8. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama instalasi dari kotak pengaman ke titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai titik percabangan pertama. Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas / api lilin seperti disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut. Usahakan jangan sampai pipa tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan tersendiri untuk membuatnya.
    9. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuningloreng) kedalam pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kruis-doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
    10. Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang menuju saklar 1, saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2 berasal dari saklar 2 dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.
    Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti  bagan dibawah ini dan cara memasang saklar dapat dilihat disini.
    Sedangkan  pemasangan pipa maupun tempat dari saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti gambar dibawah ini.
    Gambar A menjelaskan pembuatan jalur hubungan antara tempat saklar 2 dengan tempat saklar 1 didalam tembok dengan memodifikasi(melobangi) masing-masing tempat dari saklar tersebut, sedangkan gambar B menjelaskan hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak 1 yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In bow doos (tempat dari saklar maupun stop kontak) dalam pemasangannya  diusahakan agak dalam sehingga nantinya ketika dipasang saklar maupun stop kontak akan rapi tertata alias rapat dengan tembok.
    11. Kita lanjutkan pengerjaan pada titik cabang 3 dengan melihat penjelasan gambar dibawah ini.

    12. Kemudian pada titik cabang 4 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
    13. Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik sambung 5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop kontak 2 diambil dari titik sambung 4.
    Hampir lupa.. Untuk pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun stop kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan sebelumnya.

    Akhirnya selesai sudah pembahasan cara memasang instalasi, mudah mudahan bisa dimengerti dan bermanfaat....

Kamis, 22 November 2012


TDR(Time Delay Relay)

Time Delay relay (TDR)

TIME DELAY RELAY(TDR)
Fungsi dari Time Delay relay adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikan.pemakaian timer untuk mengatur waktu berkerja dan tidaknya magnetik kontrol kontaktor.Misalnya untuk mengatur waktu motor listrik putar kiri kanan,mengubah hubungan bintang segitiga dan mengatur waktu berkerjanya motor listrik secara bergantian dalam waktu tertentu dan lainnta.

PRINSIP KERJA TIMER
Perinsip kerja timer mengunakan induksi magnet dan mengunakan rangkaian elektronika.timerdengan perinsip induksimagnet berkerja sepert prinsip motor induksi,sedangkan timer yang mengunakan prinsip elektronika memiliki rangkaian R dan C yang dihubungkan secara seri dan pararel,jika tegangan telah mengisi penuh makarelay timer akan terhubung dan lama waktu tunda berdasarkan besar kecilnya pengisian kapasitor
Bagian input timer diberi simbol kumparan keluaranya dalam bentuk kontak-kontak normally open dan normally close
Sebagian timer memiliki 8 buah kaki 2 diantaranya merupakan kaki coil (timer pada contoh untuk kaki 2 dan 7)kaki yang lain akan terpasang NO dan NC ,kaki 1 akan NC dengan 4 dan NO dengan kaki 3 sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6



Diagram time delay relay

Minggu, 11 November 2012


Pengenalan SCADA

MENGAPA SCADA DIBUTUHKAN???
industri moderen saat ini membutuhkan pengawasan kendali

  • Yaitu sistem pengaman otomatis,suatu sistem yang membutuhkan pengendali proses dengan singkat ketepatanyang tinggi.
  • Sistem pengawasan adalah suatu sistem yang digunakanuntuk memonitoring masing-masing plat.poin-poin yang diantara lain alaram,tranding plamenter.proses dan lain-lain sistem ini dikenal dengan sistem SCADA.


APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN SCADA???

  • SCADA adalah sistem pengawas pengendali.
  • SCADA singkatan dari Supervisory Control and Data Acqusition
  • Tapi SCADA bukanlah sistem pengendali penuh,maksudnya SCADA murni adalah sebuah perangkat lunak yang ditepatkan diatas perangkat keras dimana sistem ini umumnya PLC sebagai antar muka
  • Akuisisi Data adalah suatu proses dimana variabel dari dunia nyata disamping itu untuk mendapatkan variabel yang dapat dimanipulasi atau diproses lebih lanjut oleh perangkat lain(umumnya komputer)
  • intinya.manipulasi variabel data yang diambil.Data-data yang diambil dapat berupa informasi digital dan analog yang didapat dari sensor dan juga dapat berupa data kendali untuk kendali peralatan seperti:relay motor value DLL.

Tugas SCADA

  • Membaca data-data yang diterima 
  • memproses kondisi alaram yang terdeteksi


Tapi. . . 
Penerapan sistem SCADA membutuhkan biaya yang besar,namun penerapan sistem SCADA didasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut

  • Peningkatan kualitas pelayanan
  • Deteksi kendala yang relatif lebih cepat
  • Optimisasi Penggunaan peralatan
  • Penggunaan Sumber Daya Manusia yang lebih produktif
  • Mengurangi biaya operasi dan perawatan
  • Manejemen informasi yang terbaru dan akurat.


Komponen-komponen sistem SCADA:
Human Machine Interface
Trending
Alaram
Data Base
Softwere(untuk menyatukan 4 bagian diatas)

Human Machine Interface
Fungsinya:
Menampilkan informasi yang real time(Sekarang) dan plant atau peroses dalam bentuk animasi gambar,grarik simbol sehingga mudah dimengerti oleh operator.
Memudahkan analisi informasi yang dari plant
Menterjemahkan Perintah operator ke dalam bahasa mesin.

Animasi Gambar pada SCADA

Trending
Adalah suatu gambar baik grafik ataupun tabel yang menujukan nilai/value suatu parameter dari plant,umumnya dalam suatu trendning dapat menampilkan langsung beberapa jenis parameter sekaligus.
Trending dibedakan menjadi 2 yaitu:Real time dan Historycal trending.

Alarm
Adalah suatu kondisi abnormal yang merupakan peringatan peringatan dari kondisi proses yang dapat menyebabkan masalah dan memerlukan respon dari operator,Alaram dibangkitkan ketika suatu nilai/Value proses melebihi batas dari batas nilai yang ditetepkan

Relay


Relay

RELAY

  • Relay adalah suatu komponen yang dapat mengimpletasikan logika switching
  • Relay yang paling sederhana adalah relay elektromagnetis.
  • Elektromagnetis yaitu alat yang mengunakan gaya elektromagnet untuk membuka dan menutup kontak saklar ,saklar yang digerakkan secara mekanis oleh gaya/energi listrik

Secara umum relay digunakan untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:


  • Remot control:dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
  • Penguat daya:menguatkan arus atau tegangan contohnya pada starting relay pada mesin mobil.
  • pengatur logika kontrol suatu sistem

Macam-macam relay berdasarkan jumlah pole dan throw:
pole yaitu banyaknya kontak yang dimiliki relay
throw yaitu banyaknya kondisi yang dimiliki relay




  • SPST(Single Pole Single Throw)
  • SPDT(Single Pole Double Throw)
  • DPST(Double Pole Single Throw)
  • DPDT(Double Pole Double Throw)
  • 3PDT(Three Pole Double Throw)
  • 4PDT(Four Pole Double Throw)
Simbol-simbol relay sesuai dengan banyaknya pole dan thow

Jenis-jenis relay lainnya:

  • Timing relay adalah jenis relay yang khusus.cara kerjanya:jika coil dari timing on maka beberapa detik kemudian baru kontak relay akan on/off
  • Latching relay adalah jenis relay yang digunakan untuk mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya sudah mati.cara kerjanya:jika latch coil diaktifkan ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan
Jenis-jenis relay Berdasarkan  jenis arusnya:

  • Relay arus DC
  • Relay arus AC


Sensor dan Transduser


Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebutsensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.Kita mengenal ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.

Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Contohnya :
thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah
2. Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energy dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya :
Termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung meng-hasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.

Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi terhadap beban lebih
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.

Macam – macam sensor
1. Sensor Cahaya
a) Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya
b) Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun pada tingkat harga yang rendah.

2. Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot” atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.
b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan
dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui
pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat,tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itumampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 20°C), tetapi menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.

3. Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya


Istilah :
1. Transduser
Suatu peranti yang dapat mengubah suatu energy keenergi yang lain.
2. Transduser pasif
Tranduser yang dapat bekerja bila mendapat energy tambahan dari luar.
3. Transduser aktif
Transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
4. Sensor
Jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik.
5. Thermocouple
Piranti yang dipergunakan untuk mengukur suhu yang menggunakan dua plat yang terhubung.
6. RTD
Resistant Temperature Detector
Jenis2 Sensor bisa dilihat, Click Disini

Contoh - contoh pengunaan sensor






Rangkaian Sensor untuk aplikasi listrik


Perbedaan Sensor dan Tranducer - Pesatnya perkembangan otomatisasi pada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi perlahan tapi pasti membuat pekerjaan dengan tangan manusia banyak tergantikan oleh mesin- mesin otomatis. Dalam suatu system otomatis ini diperlukan suatu system kendali yang handal, dan ini sangat tergantung pada sensor dan transduser yang digunakan.

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu. Sensor biasa digunakan untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor merupakan jenis transducer yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan / arus listrik. Sensor dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung, lidah untuk menjadi otak mikroprosesor dari system otomatisasi industri.

Tranduser adalah alat yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain.Tranduser dapat dibagi menjadi dua klas transduser input dan transduser output. Transduser input listrik mengubah mengubah energi non listrik, misalnya suara atau sinar menjadi tenaga listrik . tenaga output-listrik bekerja pada urutan yang sebaliknya. Transduser tersebut mengubah energi listrik pada bentuk energi non listrik.

Perbedaan antara sensor dengan transducer juga dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:
A. Gambar diatas adalah gambar Sensor cahaya / yang biasa disebut dengan LDR, gambar diatas menujukkan bahwa sensor masih membutuhkan komponen lain untuk menghasilkan tegangan.
B. LM35 merupakan sebuah transducer temperatur, pada gambar diatas menjelaskan bahwa transducer tidak membutuhkan komponen lain untuk menghasilkan tegangan jadi dapat disimpulkan bahwa sensor masih membutuhkan komponen lain untuk mengeluarkan sinyal tegangan tetapi transducer tidak membutuhkan komponen yang lain untuk mengeluarkan sinyal tersebut.

;;